Kids Outbound

Membangun mental generasi muda melalui lingkungan yang positif
Era globalisasi membawa segala bentuk perubahan dan pengaruhnya kepada kita, terutama kepada generasi muda. Saat ini banyak kita temui anak2 yang menghabiskan waktunya di mall atau café atau tempat lainnya pada jam2 sekolah mereka, perkelahian antar sesama pelajar, kriminalitas dan kekerasan yang sepertinya tidak mungkin dilakukan oleh anak2 seusia mereka. Apabila ditelaah lebih jauh, banyak hal yang mengakibatkan hal tersebut terjadi. Baik dari sisi keluarga sendiri maupun lingkungan negatif diluar rumah.
Perduli dengan keadaan tersebut, Nabz Outbound mendesain sebuah program liburan khusus untuk anak pelajar SD-SMU usia 8-17 tahun dengan menggunakan metode experiential learning.


Program pelatihan bagi anak-anak dan remaja yang bertujuan untuk mengembangkan rasa percaya diri sejak dini serta menggali potensi yang dimiliki melalui permainan dan kegiatan yang bersifat petualangan di alam terbuka yang menantang dan menyenangkan.
Adapun program yang kami berikan meliputi:

  • Kekayaan alam
  • Kebudayaan Indonesia
  • Pembentukan karakter
Metode Kids Outbound yang Nabz Outbound Indonesia sajikan untuk putra dan putri kita menggunakan metode CTL ( Contextual teaching and Learning ).
CTL adalah proses bermaian dan berlatih sesuai dengan usia anak dan kapasitas psikologinya.

Berperan dan mengerti makna dari program kegiatan segaligus meaplikasikan kehidupan seharari hari dalam bentuk game yang bertujuan memberikan langkah Transformasi dari usia dini


Pemahaman Konsep
  1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi
  2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajarai dengan kehidupan nyata.
  3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dala kehidupan.
Karakteristik CTL
  1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada ( Activiting Knpwledge ).
  2. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru ( acquiring knowledge ). Pengetahuan baru diperoleh dengan cara deduktif.
  3. Pengetahua yang diperoleh bukan hanya untuk dihafal saja, tetapi untuk fifahami dan diyakini ( understanding knowledge )
  4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut ( applying knowledge )
  5. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan ( reflecting knowledge )

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More