Kamis, 18 April 2013

Manfaat Outbound, Mengapa harus Outbound untuk Perusahaan

Manfaat Outbound, Mengapa harus Outbound untuk Perusahaan??
Nabz Outbound Jogja. -  Dewasa ini dunia sedang dilanda outbound. Sehingga hanya dengan melakukan fling fox, sudang dianggao ikut outbound. Masih banyak yang belum mengerti tentang duni a outbound. Outbound terdiri dari beberapa macam / jenis.

Apapun jenisnya, outbound—dengan berbagai jenis petualangan (adventure) dan permainan (games) yang biasa dijalankan—sebenarnya memiliki manfaat yang beragam, di antaranya:
(1) komunikasi efektif (effective communication)
(2) pengembangan tim (team building)
(3) pemecahan masalah (problem sulving)
(4) kepercayaan diri (self confidence)
(5) kepemimpinan (leadership)
(6) kerja sama (sinergi)
(7) permainan yang menghibur dan menyenangkan (fun games)
(8) konsentrasi/fokus (concentration)
(9) kejujuran/sportivitas.
Ragam manfaat tersebut bermuara pada tercapainya pengembangan diri (personal development) dan tim (team development) yang dapat dirasakan oleh para peserta. Karena sukses seseorang dalam kehidupannya, terutama dalam karier bisnis dan organisasi, sangat ditentukan oleh kepercayaan diri (self efficacy), kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Para pakar di bidang kecerdasan emosi berpendapat bahwa sukses dalam karier di perusahaan (juga di ranah kehidupan lainnya) lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional dibandikan dengan kecerdasan intelektual. Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional mendapat perhatian yang semakin besar.
Ada beberapa ciri yang menandai apakah seseorang memiliki kecerdasan emosional yang baik. Ciri-ciri tersebut, antara lain, adalah sebagai berikut:

  1. Mentalitas Berkelimpahan (abundance Mentalitaty)
Sifat kepribadian ini dimiliki oleh orang yang suka membagi-bagi apa yang dimiliki kepada orang lain. Orang yang demikian selalu meras bahwa dengan memberikan apa yang dia miliki kepeda orang lain akan membuat dia merasa lebih kaya. Sifat ini adalah lawan dari mentalisasi yang pelit (scarcity mentality). Orang yang memiliki sifat pelit selalu ketakutan dan dia tidak akan mendapatkan sesuatu bila orang lain sudah mendapatkannya.
  1. Pikiran Positiv pada Orang lain
Bila seseorang memiliki sifat ini, dia akan melihat orang lain sebagai bagian dari kebahagiaan hidupnya sendiri. Selain itu dia selalu melihat sisi positiv hal-hal yang dilakukan dan dipikirkan oleh orang lain. Covey (1990) menggunakan istilah “seek first to understand than to be understood” (berusaha mengerti orng lain lebih dahulu baru diri sendiri dimengerti). Orang yang memiliki sifat kepribadian ini tidak akan segera menarik kesimpulan tentang apa yang dikatakan orang lain sebelum dia mengerti apa yang dipikirkan oleh orang lain.
  1. Kemapuan Berempati
Sifat ini dimiliki oleh orang yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kepekaan perasaan yang dimilikinya membuat dia mudah merasakan kegembiraan dan kesusahan orang lain. Orang yang tidak memiliki kemampuan berempati biasanya sangat sulit untuk berhubungan baik dengan orang lain. Perasaannya tumpul dalam memahami kebutuhan orang lain.
  1. Komunikasi Transformasional
Sifat ini dimiliki oleh orang yang selalu memilih kata-kata yang enak didengar telinga dalam berbicara pada orang lain, dia tetap memilih kata-kata yang menyejukan hati dan pikiran dalam menanggapi perbedaan tersebut.
  1. Berorientasi Sama-Sama Puas (Win-Win)
Sifat ini dimiliki oleh orang yang—dalam interaksinya dengan orang—selalu ingin membuat orang lain merasa gembira dan dia juga gembira. Orang yang demikian memiliki rasa respek pada orang lain.
  1. Sifat Melayani (Serving Attitude)
Orang yang memiliki sifat demikian ini sangat senang melihat orang lain senang dan sangat susah melihat orang lain susah. Sifat ini adalah lawan dari sifat egois yang hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya sendiri. Orang yang memiliki sifat melayani, kalau menjadi pemimpin, dia bukan minta dilayani tapi melayani kepentingan oranng yang dipimpinnya.
  1. Kebiasaan Apresiatif
Orang yang memiliki sifat ini suka memberikan apresiasi pada apa yang dilakukan oleh orang lain. Apresiasi yang diberikan pada orang lain membuat orang lain merasa dihargai.
Sifat-sifat diri itu memang tidak semua dapat tercapai “hanya” dengan sebuah kegiatan outbound yang hanya berlangsung dalam hitungan hari(1-4 hari). Tapi, kigiatan outbound, terutama yang dirancang khusus untuk tujuan-tujuan tertentu, bisa menjadi starting point (titik pijakan) bagi seseorang untuk menemukan konsep diri dan perilaku yang lebih baik pada hari-jari berikutnya.
Dengan konsep-konsep interaksi antara peserta dan dengan alam, melalui kegiatan simulasi di alam terbuka, diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untuk membentuk sikap, cara berpikir, dan persepsi yang kreatif dan positif dari setiap peserta guna membentuk rasa kebersamaan, keterbukaan, toleransi, dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapnya akan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam kehidupannya.
Melalui simulasi outdoor activies ini, peserta juga akan mampu mengembangkan potensi diri, baik secara individu (personal development) maupun dalam kelompok (team development) dengan melakukan interaksi dalam bentuk komunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi pemimipin, manajemen reksiko,dan pengambilan keputusan serta inisiatif Outbound, Team Building & Experiential Learning.
 
Persaingan semakin ketat, kebijakan regulasi yang senantiasa berubah, pertumbuhan dan fluktuasi pasar yang dinamik, tuntutan masyarakat dan customer yang kian tinggi terhadap mutu dan kecepatan, semuanya ini menuntut kita baik sebagai pelaku bisnis, eksekutif di sektor swasta dan pemerintahan, maupun kita sebagai individu untuk terus dan bisa melakukan continuous improvement dengan mengembangkan kompetensi (knowledge, skill dan attitude). Kompetensi berkaitan dengan sikap mental pasti erat hubungannya dengan persoalan team, kedisiplinan, kreativitas, kejujuran, integritas serta emosi dan spiritual dimana pengembangannya akan sangat tepat bila menggunakan metodologi outbound atau yang lebih dikenal dengan experiential learning approach.
Berbekal pengalaman kerjasama dengan banyak perusahaan swasta nasional, multinasional, BUMN, organisasi non profit, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan, Nabz Outbound jogja OUTBOUND MANAJEMEN TRAINING  merancang secara customized bentuk kegiatan berkonsep experiential learning dengan cirikhas learning, motivating,exciting and reflecting. ( Disarikan dari berbagai sumber )

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More